Minggu, 26 April 2009

profil hatchery

PEMBENIHAN UDANG GALAH (Macrobranchium rosenbergii de Man)


Banjar Yeh Malet, Desa Antiga, Manggis, Karangasem, Bali


UDANG GALAH (Macrobranchium rosenbergii de Man) adalah salah satu komooditas perikanan yang yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Masyarakat Indonesia telah banyak membudidayakan spesies udang air tawar ini. Akan tetapi, tingginya permintaan pasar akan udang galah untuk konsumsi menyebabkan banyak petani yang beralih ke usaha pembesaran udang galah.

Ironisnya, kebutuhan akan benih udang galah untuk keperluan domestik masih jauh dari cukup. Sehingga usaha pembenihan udang galah memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Faktanya, pada tahun 2004 kebutuhan benih nasional mencapai 60 juta ekor, sedangkan produksi benih hanya 35 juta ekor (dkp_2007).


PROSES PRODUKSI

  1. Adaptasi Induk dan Penetasan telur


Induk matang telur yang baru diambil dari kolam budidaya dilakukan adaptasi terhadap perubahan salinitas (5 – 8 ppt) untuk proses penetasan telur. Induk yang diambil harus memiliki berat minimal 40 gram/ekor. Induk juga harus bersih dan bebas dari agen penyakit.


Setelah dilakukan adaptasi salinitas, biasanya larva akan menetas dalam waktu 2 hari. Setelah menetas, larva diambil dan ditebar pada bak pemeliharaan larva dengan kapasitas 6 – 9 ton yang telah melalui proses adaptasi. Padat tebar larva pada bak pemeliharaan berkisar 70 – 100 ekor/liter.

  1. Pemeliharaan Larva

Proses pemeliharaan larva dilakukan selama 35 hari dengan produk akhir berupa juvenile (siap tebar). Selama pemeliharaan, larva diberikan pakan Artemia dan Egg custard.

Dosis pemberian pakan diberikan sesuai dengan umur dan padat tebar larva. Semakin tua umur dan semakin tinggi kepadatan larva maka jumlah pakan yang diberikan juga semakin banyak.


  1. Produksi benih (juvenile)

Setelah dilakukan pemeliharaan larva, proses selanjutnya adalah panen juvenile. Produksi panen dalam satu periode (2 bulan) dilakukan bertahap (seleksi juvenile). Proses seleksi dilakukan apabila dalam satu bak terdapat juvenile ­+ 50 % biomass. Pada pembenihan ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 20 bak dengan kapasitas 6 – 9 ton.


  1. Hasil Produksi

Panen dilakukan setelah proses pemeliharaan larva (30 – 35 hari). Dengan padat tebar larva 70 – 100 ekor/liter dapat dihasilkan benih 100 – 150 ribu ekor juvenile/bak. Atau sekitar 1 – 1,5 juta juvenile/periode.dengan demikian, dapat diperoleh nilai SR mencapai + 20 %.

Juvenile yang dihasilkan dipasarkan di daerah lokal (Bali), maupun keluar daerah meliputi Jawa Timur, Jogja, Jawa Barat, Lampung, Palembang , Medan dan Menado.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar